Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 Oktober 2013



Langkah kecil yang membangun sebuah kesuksesan besar

Lama tak jumpa, masih ingat seorang anak yang disuruh untuk mengangsu (bahasa Jawa, bahasa Indonesianya membawa) air di periuk yang bocor? Okelah, kalau lupa, ane ceritakan kembali. (dengan versi bahasa dan improvisasi sendiri, tanpa menurangi subtansi cerita)
Suatu hari yang cerah, burung berkicau, bunga bermekaran, langit biru nan memberi kesejukan. Di kaki Gunung Molakowali (gunung khayalan saya) ada seorang gadis cantik, dengan kulit kuning langsat dan bermata sipit sedang duduk di bawah pohon yang rindang. Dia sedang asyik membaca siroh shohabiyah (#glek –alay-) saat bundanya memanggil dirinya, terdengarlah percakapan antara bunda dan sang gadis, bahwa mulai hari ini air yag biasanya bisa mengalir ke rumahnya dengan mudah tidak bisa mengalir lagi karena ada pipa yang putus dan belum diketahui dimana kerusakannya. Jadilah gadis itu mendapat tugas untuk mengangsu air dari sumber mata air terdekat dengan membawa ember.
Hari pertama dia mengangsu air nampaklah dia sangat menikmati walaupun satu ember yang digunakanya untuk mengangsu air bocor, maklum walaupun hanya untuk memberi ember baru dia harus mendaki gunung lewati lembah. Namun ketika tugas sang gadis sudah berlangsung sekitar 1 pekan, dia mulai merasa jengkel karena 1 ember air yang dibawanya penuh dari mata air saat tiba dirumah hanya tinggal seperuhnya saja, percuma pikirnya. Namun sang ibu terus memberinya semangat.
Tibalah 3 bulan lamanya dia melewati jalur yang smaa setiap hari untuk mengangsu air dari mata air ke rumah dengan 1 ember yang bocor. Hingga ia merasa sangat lelah dan hampir putus asa, namun suatu hari saat ia melakukan ritualnya itu, dia sangat terkejut. Didapatinya jalur yang dia lewati setiap hari untuk ngangsu air tumbuh dan bermekaranlah berbagai macam bunga yang indah. Sangat menghibur hati sekali. Dan dia sadar, langkah kecil yang setiap hari ia tapaki, walau kadang dengan berat hati, sekarang menghasilkan sesuatu yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Ya seperti itu rek, langkah kecil yang menghasilkan capaian besar (walau bahkan cerita diatas tidak ada niatan untuk membuat bunga bermekaran). Ya seperti itu kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan setiap hari. Jika kebiasaan yang kita lakukan setiap hari bernilai positif dan dilakukan secara istiqomah, maka saya yakin suatu saat akan ada hasil yang besar yang tak pernah kita duga-duga sebelumnya. Tapi jangan beraharap hasil itu akan muncul sehari, seminggu, sebualan kemudian, mungkin saja setahun atau beberapa tahun lagi kita akan merasakan dampaknya.
Coba perhatikan ilustrasi disini, semoga bisa memberikan sedikit contoh tentang kebiasaan seperti apa yang saya maksud.
Pororo adalah mahasiswa baru di salah satu universitas terkece di Jawa Timur (modus). Dia selalu bangun jam 3 pagi kemudian melakukan shalat tahajud dkk, dia terbiasa bangun jam 3, karena sejak MTs orang tuanya membiasakan dia untuk bangun lebih awal. Setelah halat shubuh dia mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus. Segala perlengkapan yang dia butuhkan untuk kuliah dan praktikum dengan singkat ia selesaikan, karena ia terbiasa menaruh semua barang-barang di tempatnya, sehingga ia tidak kesulitan untuk mencarinya. Misal, buku di raknya, jas lab di almari, ATK di kotaknya dan seterusnya. Ia berangkat tidak dengan uring-uringan karena dia tidak perlu sewot mencari kunci motor. Karena ia terbiasa meletakkan kunci di tempat khusus (semacam cantolan dekat lemari pakaian).
Pulang kulaih, dia parkir sepedanya motornya di garasi dengan rapi, dia terbiasa untuk memparkir sepedanya berjajar dengan motor yang ada digarasi agar motor yang menyusulnya masuk nanti tidak kerepotan untuk menggeser motor kita, kasihan mereka menjadi tukang parkir dadakan.               Saat masuk kamarpun, ia terbiasa untuk meletakkan sepatu di rak yang telah disediakan. Sehingga depan kamarnya terlihat rapi. Setelah seharian dia di kampus, dia tidak perlu capek-capek membersihkan kamar secara menyeluruh, karena kamarnya sudah rapi, bukan karena setiap pagi pororo membersihkan semuanya, tapi karena prororo terbiasa untuk meletakkan semua pada tempatnya. Kebiasaan kecil yang membawa kesuksesan besar.
Semoga mengispirasi!
maaf, laptop saya baru hilang, jadi postingan untuk bulan Ramadhan tidak genap
:D

Selasa, 09 Juli 2013

SESUNGGUHNYA AMAL ITU TERGANTUNG NIATNYA



HADITS PERTAMA
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا
نَوَى . فَمَنْ آَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ آَانَتْ
هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

Kosa kata / : مفردات
الأعمال (العمل) : Perbuatan                  ¦                       امرء : Seseorang
نوى : (Dia) niatkan                            ¦             امرأة : seorang wanita
Arti Hadits / : ترجمة الحديث
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia
niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka
hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan1. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang)
v  Kandungan Hadist :
1.      Hadist ini merupakan salah satu hadist yang menjadi poros Islam, sehingga para ulama berkata “Poros Islam terletak pada dua hadist, yaitu hadist ini dan hadist Aisyah Ra.
“Barang siapa yang berbuat sesuatu yang baru dalam syari’at ini yang tidak sesuai dengannya, maka ia tertolak”2. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Maka hadist ini adalah dasar pijakan amal-amal hati dan timbangan amal-amal batin, sedangakan hadist Aisyah adalah pijakan amal-amal anggota badan.
2.      Wajib membedakan satu ibadah dengan ibadah lainnya, dan anatar ibadah dan muamalah, hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW .
“sesungguhnya amala itu hanyalah tergantung pada niatnya”
3.      Anjuran untuk ikhlas kepada Allah SWT, karena Nabi Muhammad SAW mengolompokkan manusia menjadi dua kelompok.
Pertama : orang yang menginginkan melihat wajah Allah dan negeri akhirat dengan amalnya
Kedua :  sebaliknya, dan kelompok inilah yang dianjurkan ikhlas karen Allah SWT.
ikhlas itu harus diperhatikan dan harus dianjurkan, karena ia adalah inti yang paling utama dan penting yang menjadi tujuan diciptakannya manusia. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56
4.      Hijrah termasuh amal shalih, karena ia diniatkan untuk allah dan rasul-Nya, dan setiap perbuatan yang dilakukan untuk Allah dan Rasul-Nya, maka perbuatan tersebut termasuk amal shaleh, karena anda berniat untuk mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan mendekatkan diri kepada Allah itu menjadi ibadah3.



1.  Muttafaq ‘alaih : Diriwayatkan oleh Bukhori, no. 1; dan Muslim no. 1907. Hadist ini diriwayatkan sendirian oleh Yahya bin Sa’id al-Anshari, dari Muhammad bin Ibrahim at-taimi, dari Alqamah bin Abi Waqqash al-laitsi, dari Umar bin Al-Kaththab Ra. Tidak ada jalan periwayatan yang shahih selain jalan ini. Tapi hadist ini mutawatir dari Yahya bin sa’id Al-Anshari, “Aku menulisnya dari hadist 700 sahabat Yahya.” Ibnu Hajar Al-Astqalani mencermatinya, ia mengatakan, :Aku mulanya meragukan kebenarannya, lalu aku meniliti beberapa jalannyadari riwayat-riwayat yang masyhur dan bagian-bagian yang tersebar, sejak aku menuntut hadist hingga saat ini, ternyata aku tidak mampu menggenapkan seratus” (Al-Fath, 1/11)
2.  Shahih: Diriwayatkan oleh Bukhori, no. 2550 dan Muslim no. 1718.
3.  Dikutip secara ringkas dari kitab Syarh al-Arba’in an-Nawawiyyah, Syaikh Muhammad bin Shalih al_utsaimin, hal. 26-31. Ed. T.

Sumber : Hadist Arba’in An-Nawawi terbitan Darul Haq

Lihat, Baca ,Tuliskan!

berikut dan 1 bulan ke depan adalah hasil ane mempelajari berbagai hadist dan beberapa buku.
sekali lagi ane hanya menulis ulang dan mungkin ada sedikit tambahan komen dari ane tanpa merubah substansi dari ilmu yang ingin ane sampaikan.

#RamadhanKareem
#RohisItuKeren

nice picture :)

MARHABAN YA RAMADHAN, MARHABAN KAREEM :)

alhamdulillah, ramadhan telah hadir di depan kita.

ane yakin, teman-teman pasti pada sudah kholas nih masalah keutamaan Ramadhan. so, semoga dengan pengetahuan itu menjadi dasar untuk membuat ramadhan ini menjadi hidup lebih hidup.
ane yakin, teman-teman pasti sudah punya tergetan masing-masing untuk ramadhan ini. kalaupun belum punya, hayuk atuh segera buat!!! jangan biarkan ramadhan kita berlalu tanpa ada indikator yang pasti tentang aktifitas amalan yaumi kita.
ane yakin, bagi yang aktif di pengajian,halaqoh, taklim, mentoring atau apapun itu namanya pasti sudah punya targetan amal yaumi, (soalnya ane dan temen2 halaqoh juga uda pada buat tuh, hehehe). so, jangan sampe targetan itu hanya menjadi target tanpa ada realisasi yang terukur dan sistematis, ceile uda kayak LKTI aja ya.

tips dari ane sih ya, buat form amal yaumi. semacam buku saku gitu dah, jadi seharian kita uda nglakuin apa aja akan lebih terukur. ada beberapa manfaat kenapa kita harus menuliskan apa yang ingin dan belum kita buat :
  1. manusia sifatnya pelupa, jadi alangkah lebih baiknya kita membuat semacam reminder di buku saku atau buku amal yaumi tadi, sehingga kita tidak perlu bingung, kita harus ngapain di setiap hari-hari di bulan Ramadhan
  2. buku amal yaumi sebagai evaluasi hari-hari Ramadhan kita, apakah kita sudah berusaha melakukan aktifitas yang bermanfaat secara maksimal atau belum
  3. bisa juga sebagai motivasi kita untuk menjadi lebih baik dari yang kemarin. atau mungkin saat jenuh mendera, kita bisa mengatakan pada diri kita sendiri "kemarin saja pencapaian ane segini, masak hari ini ndak bisa lebih" :)
berikut ane kasih contoh form Amal Yaumi ane, setiap orang bisa buat sesuai dengan kreatifitas dan tergetan masing-masing.

Rabu, 29 Mei 2013

Aku dan Jalan Panjang yang bernama perjuangan

Hari ini adalah hari ke 900an aku di ETOS, seperti sebuah rekaman yang siap menyimpan memori tentang segala hal yang aku cetak di Beasiswa ini. Pandora itu berputar saat ada penugasan untuk membuat sebuah profil seorang ETOser. Dimulai dari mana? Dimulai dari bismillah, berharap aku akan menuliskan rentetan prestasi selama menjadi ETOSer, bukan sebaliknya.
Namaku Siti Andriani, putri dari Bapak Zainudin dan Bunda Hanik Marwiyah. Cita-citaku simpel, menjadi seorang dokter. Walau akhirnya sekarang aku dibesarkan di lingkungan akademik seorang food scientist bukan dokter. Tapi aku cukup bangga. Bisa menjadi seorang mahasiswa di Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya.
Aku putri nomer dua dari empat bersaudara. Kakak perempuan yang biasa ku panggil Mbak Hib (Miftakhul Rohmah) kini menjadi seorang istri. Beliau mendedikasikan diri menjadi seorang pengajar. Pekerjaan yang sangat mulia. Adik pertamaku yang mulai beranjak belia, Siti Masruroh kelas 1 MTsN Kanigoro Kediri. Orang bilang masa ini adalah masa peralihan, maka jadilah aku bersepakat dengan tekadku untuk membentuk semacam barier antara adik perempuanku dengan dunia remaja yang baru baginya. Berharap dia menjadi mar’atus shalihah, penerus perjuangan ummul mukminin. Adik bungsuku seorang lelaki, kebanggaan keluarga. J. Sekarang baru kelas 5 SD di SDN Negeri Sambi II Kediri. Sudah 3 pekan berturut-turut menjadi seorang pemimpin upacara. Bangga sekali dia saat bercerita tentang hal itu kepadaku saat aku pulang ke rumah terakhir waktu. Pun yang mendengar juga sangat merasa bangga.
Aku masih ingat satu maghrib diantara maghrib yang lain saat SMS itu datang. SMS pemberitahuan bahwa aku dinyatakan menjadi salah satu penerima Beasiswa Studi ETOS. Setelah penantian setahun atas studiku yang sempat terhambat. Malam itu aku resmi menjadi mahasiswa. Walaupun 1 minggu sebelumnya sudah ada pengumuman SNMPTN 2010 yang menyatakan aku mendapat bangku kuliah di FTP UB.
Malang menjadi kota baruku tempat berjuang, tinggal di asrama, teman baru, suasana baru dan kebiasaan baru. Kepribadiaan dan pemikiranku mulai dibentuk. Aku sudah mengazzamkan diri untuk mencetak sebanyak-banyaknya prestasi selama aku masih diberi kesempatan menjadi seorang mahasiswa. Bersama EOTSer yang lain, kami saling berlomba mencetak prestasi.
Masih teringat semester pertama dulu aku dan teman-teman asrama selalu bercerita dengan riang setelah ada acara rangkaian OSPEK berlangsung. Kami selalu mendapatkan doorprize karena selalu maju saat ada kesempatan, jadilah kami mempunyai banyak hadiah di setiap kesempatan. Semester pertama fokus menjajaki dunia perkuliahan. Alhamdulilah masih sempat mencetak prestasi di semester satu, bakat dari orok J Lomba ceramah ramdhan se-Malang raya. Juara dua. Dengan senang hati membawa pulang piala ke kampung halaman. Bertambah satu koleksi pialaku. Semester selanjutnya sudah mulai aktif di LKM fakultas. Kupilih LKM yang sekiranya bisa mendukung proses pencetakan prestasiku.
Bromo, Muhasabah setiap langkah bersama manajemen Beastudi Etos pusat
Agritech Research and study Club (ARSC) adalah salah satu LKM yang aku pilih. Lembaga riset dan kepenulisan ini mengajariku banyak hal. Tidak hanya tentang dunia ilmiah, namun juga tentang suasana keluarga yang akademis dan memancing adrenalin untuk terus berprestasi. Dari LKM ini, aku bisa mempersipakan banyak event lomba yang beberapa alhmadulillah bisa menjadi finalis ataupun juara. Diawali saat semester 2, aku dan temanku berhasil mewakili Fakultas Teknologi Pertanian di ajang Lomba karya Tulis al-Qur’an di MTQ tingkat Universitas. Pernah mendapat hibah dana DIKTI di ajang PKM-Pengabdian Masyarakat dan PKM-Penelitian. Juara II Pekan Ilmiah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Juga menjadi peserta di AISCT 2013. Alhamdulillah, Allah memberikan banyak pelajaran dari segala prestasi ini.
LKM yang lain yang aku ikuti adalah FORKITA (Forum Kajian Islam Teknologi Pertanian FTP-UB). Inilah ukhuwah, ya inilah ukhuwah. Merajut indahnya persaudaraan berdasarkan kata iman. Banyak pula prestasi yang aku raih lewat LKM ini. Pernah menjadi delegasi hifdzil di MTQ UB, pernah menghadiri silaturahmi Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional di Yogyakarta hingga akhirnya Allah memberiku amanah sekarang menjadi seorang ketua Keputrian di FORKITA. Hal yang sangat berat. Namun juga menjadi salah satu motivasiku untuk terus memperbaiki diri.
Di semester 5 dan 6 juga diberi amanah menjadi seorang asisten praktikum kesempatan pertama datang saat pendaftaran asisten untuk praktikum Kimia Dasar untuk mahasiswa baru. Aku diberi amanah lebih, menjadi seorang koordinator asisten. Jadilah aku membawahi 40 asisten yang lain dan kurang lebih 850 peserta praktikum. Kesempatan kedua, aku diberi kesempatan menjadi asisten di praktikum kimia organik I. Tetap, semua ada hikmahnya masing-masing.
Aktif di Komunitas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ketua Alumni MAN 2 Kediri Nasional, mengajar di Madratsah Diniyah Muhammadiyah Al-Amien Bareng tengah Malang, mentor lingkar cinta Kampus Perjuangan. Dan tetap bercita-cita menjadi seorang anak yang berbakti, mahasiswa berprestasi, mutarobbi yang taat, mentor yang istiqomah, jundi yang ikhlas dan hamba yang beriman dan bertaqwa. Semoga J

Minggu, 31 Maret 2013

arti sebuah perjalanan



Akhir pekan (sabtu) kemarin saya pulang kampung ke Kediri, seperti biasa saya tempuh perjalanan dengan motor. Yang tidak biasa adalah, yang biasanya saya berangkat pagi-pagi atau siang saya harus berangkat menjelang maghrib. Saat maghrib sudah lewat saya masih berada di hutan antara ngantang dan kediri. Subhanallah .... saya perempuan sendirian naik motor di tengah hutan (alay), tapi luar biasa ketika memang kita benar-benar berada di tengah kegelapan yang mencekik. Jalan itu panjang dan berliku, gelap, bahkan ane waktu itu tidak bisa melihat apa-apa selain jangkauan lampu dari motor saya dan alur putih yeng berada di tengah-tengah jalan. 

Allah, di saat seperti itu pastilah pikiran macam-macam mulai muncul. Di tengah kecepatan tinggi karena memnag sudah benar-benar harus segera melewati jalur mencekam tadi, ane sempat berfikir apakah di kubur nanti segelap ini? Saya juga berpikir waktu itu, di tengah-tengah kondisi yang luar biasa membuat saya lumayan gentar saya berkata, di situasi seperti ini siapalagi kalau bukan Allah yang menjadi tempat bergantung. Saya tidak membayangkan kalau waktu itu saya terjatuh, atau ada perampok misal, atau ada hantu (hallah) atau ada apapun yang membuat perjalanan itu berhenti. Allah, dan benar-benar itu jalan yang haaaaaahhhh, luar biasa. Sendiri, gelap menikung, tak terlihat apa-apa, dan benar, siapa yang selalu berada di sisi kita kalau bukan Allah. Selalu Allah yang menjadi teman, allah ada di kiri kanan jalan yang mengintimidasi saya, Allah ada di depan belakang jalan yang menciutkan nyali saya, Allah ada di atas dan di bawah tempat saya menggantungkan semua harapan bahwa allah lah yang akan mengizinkan saya selamat hingga tujuan. Hanya Allah, hanya Allah, dan hanya Allah.
Sempet juga di saat seperti itu saya berpikir, bagaimana ketika saya dijalur ini saya tidak diijinkan bertemu bunda saya lagi, bagaimana? Allah, betapa pikiran itu langsung membungkam nyali saya sebagai seorang aktivis kampus, bagaimana kalau saya tidak diijinkan mencium punggung tangan ibu saya lagi, bagaimana ya llah? Bagaimana? Allah ... betapa saat ketika di tengah-tengah jalur panjang, berbelok-belok, gelap dan kanan kiri jurang, apa lagi yang hamba harapkan selain engkau selalau memberi perlindunganMu yang Allah, apa lagi?  Allah ...
Mungkin secara kasat mata, itu hanya perjalanan fisik antara malang dan Kediri, tapi saya (dan anda juga bisa mencoba) itu mungkin salah satu perjalanan batin, betapa rasa takut itu bergulung-gulung memenuhi ruang batin, takuut, takuuut dan hanya meringkuk. Namun di saat yang bersamaan, rasa harap itu juga tumbuh, rasa bergantung hanya pada Mu ya Rabb, rasa berharap, berharap, dan berharap.
Pasca perjalan saya berpikir dan menganalogkan bahwa jalan panjang nan gelap itu adalah masa hidup kita di dunia. Betapa jalan itu gelap dan mencekat. Kalau kita tidak benar-benar yakin Allah yang ada di dekat kita, ya mungkin saja jalan itu akan terlalui, tapi saya tidak menjamin akan sampai di tujuan dengan selamat atau tidak.
Allah, sering diri ini terlena dengan kenikmatan-Mu, sering dir ini lebih suka tetawa-tawa dari pada mengingat Engkau, sering diri ini berharap kepada makhluk-Mu dan bukan pada Sang Pencipta Makhluk. Betapa lebih sering diri ini lupa untuk bersyukur dari pada mengingat, merenung, muhasabah, atau menyebut dan mengngiat nama-Mu di setiap waktu panjang. Hati ini sering lalai Allah, hamba yang hina biarkan untuk tetap berharap bahwa suatu kelak nanti, Engkau mengijinkan hamba untuk bersua dengan-Mu Ya Rabb.
Allah, jangan biarkan diri ini hidup dalam kesia-siaan. Ijinkan hamba membahagiakan orang tua hamba dan keluarga, terutama Bunda sebelum Engkau memanggil hamba untuk mempertanggungjawabkan semua dosa yang dengan sengaja maupun tidak sengaja hamba lakukan.
Rabbana Atina fiddunnya hasanah wabil akhirati hasanah wakina adzabannar, walhamdulillahirabbilaalamin.