Total Tayangan Halaman

Rabu, 05 September 2012

Shadaqah => Subhanallah ..




Usaha, doa, Yakin dan tawakal merupakan rangkaian yang tak terpisahkan ketika kita menginginkan sesuatu. Kadang bahkan ketika kita merasa usaha kita tak menjangkau apa yang diinginkan, maka masih ada 3 tahap selanjutnya yang masih bisa memungkinkan apa yang kita inginkan terwujud. Seperti yang saya alami di awal semester V saya kuliah ini.
Boleh berbagi pengalaman sedikit mungkin ya ... ^_^.
Di semester ini, saya mulai diijinkan membawa kendaraan (sepesa mototr) sendiri, saya ngeyel membawa sepeda motor karena di semester ini selain kesibukan kuliah dan praktikum, saya juga mulai disibukkan lagi dengan rutinitas belajar privat dibeberapa tempat yang lumayan jauh letaknya dari kampus dan dari asrama (kebetulan saya tinggal di asrama Beastudi ETOS Malang, Dompet Dhuafa). Sehingga dengan membawa motor sendiri saya rasa akan lebih mengirit pengeluaran saya untuk transportasi kesana. Semester V ini dimulai 2 pekan setelah lebaran hari raya ‘Ied Fitri kemarin. Ketika saya kembali ke kampus, saya hanya membawa uang secukupnya sisa dari uang saku lebaran, alhamdulillah saya sudah terbiasa untuk tidak meminta uang saku kepada orang tua saya sejak duduk di bangku MAN dulu. Ketika tiba di Malang, saya ingat kalau motor yang saya bawa sudah waktunya ganti oli, sementara uang saya hanya cukup untuk makan 1 bulan ke depan bertepatan ketika saya sudah menerima gaji dari saya ngajar privat. Sementara oli motor urgent untuk diganti. Saya mengadu kepada Allah, “ya Allah, ni motor uda waktunya ganti oli, uda kagak enak banget, mesin cepet panas. Ya Allah, sesungguhnya engkaulah yang sudah menyiapkan rejeki untuk mengganti oli motor saya Ya Allah, saya yakin pasti ada rejekinya” tak berapa lama selang saya berkata di hati saya, ketika saya mulai ngajar di TPQ MADIN (Madrasah Diniyah) tiba-tiba ada salah satu Ustadz yang memeberikan amplop (padahal bukan waktunya pembagian sahriyah, amplop ini adalah fee ketika jadi panitia kegiatan ramadhan kemarin –katanya-), subhanallah . . . saya terperanjat dan langsung mengucapkan alhamdulillah saat itu juga, Allah memberikan rejekinya yang tak disangka-sangka, rejeki untuk mengganti oli. Saya tersenyum mengingat doa yang saya panjatkan sambil menaiki motor kemarin. Keesokan harinya langsung saya capcus ke bengkel untuk mengganti oli, alhamdulillah masih sisa dan bisa disedekahkan. Ganti oli sudah selesai, ketika saya membayar ke kasir, yang empunya bengkel bilang, “ban depan gk sekalian mbak, uda tipis tuh” saya langsung menengok dan benarlah, ban depan memang sudah sangat tipis (saya baru sadar ini). Lalu saya menggelang dan tersenyum sambil berkata, “belum dulu pak, memang berapa harga ban depan?”, kemudian bapak empunya bengkel menjawab harga ban sambil mengucapkan terima kasih.
Sambil mengendarai motor untuk kembali ke kampus, lag-lagi saya berdoa kepada Allah untuk memberikan rejeki guna mengganti ban motor depan yang harganya –bagi saya- lumayan mahal. Lalu sorenya seperti biasa, saya mengajar di TPQ MADIN, ketika saya sedang mengajar, ada sms masuk dari teman karib saya yang berbunyi, “Mbak Alhamdulillah, reward fakultas sudah keluar dalam bentu fresh money senilai xxx”. Subhanallah, betapa Allah langsung menjawab doa saya yaitu rejeki untuk mengganti ban depan motor. Reward ini saya dan tim saya dapatkan karena kemarin sempat menjuarai lomba karya tulis di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Akhirnya tinggal menunggu reward diambil  di sub bagian Kemahasiswaa dan saya bisa mengganti ban depan motor saya, Alhamdulillah ... segala puji hanya untuk-Mu ya Allah.
 Setelah peristiwa beberapa hari ini, saya berpikir betapa the power of belief adalah hal yang sangat luar biasa ketika kita benar-benar yakin. Mungkin apa yang saya dapat tidaklah terlalu besar secara nominal, namun secara peristiwa, tepat sekali momentnya. Allah mengabulkan ketika kita benar-benar butuh dan yakin, yakin pasti dikabulkan, yakin pasti akan terjadi.
Sekedar share mungkin ya kepada teman-teman semua, semoga tidak dianggap riya’ atau ujub atau malah pamer.
Wallahu’alam bi shawab.