Usaha, doa, Yakin dan tawakal merupakan rangkaian yang tak
terpisahkan ketika kita menginginkan sesuatu. Kadang bahkan ketika kita merasa
usaha kita tak menjangkau apa yang diinginkan, maka masih ada 3 tahap
selanjutnya yang masih bisa memungkinkan apa yang kita inginkan terwujud.
Seperti yang saya alami di awal semester V saya kuliah ini.
Boleh berbagi pengalaman sedikit mungkin ya ... ^_^.
Di semester ini, saya mulai diijinkan membawa kendaraan
(sepesa mototr) sendiri, saya ngeyel
membawa sepeda motor karena di semester ini selain kesibukan kuliah dan
praktikum, saya juga mulai disibukkan lagi dengan rutinitas belajar privat
dibeberapa tempat yang lumayan jauh letaknya dari kampus dan dari asrama
(kebetulan saya tinggal di asrama Beastudi ETOS Malang, Dompet Dhuafa).
Sehingga dengan membawa motor sendiri saya rasa akan lebih mengirit pengeluaran
saya untuk transportasi kesana. Semester V ini dimulai 2 pekan setelah lebaran
hari raya ‘Ied Fitri kemarin. Ketika saya kembali ke kampus, saya hanya membawa
uang secukupnya sisa dari uang saku lebaran, alhamdulillah saya sudah terbiasa
untuk tidak meminta uang saku kepada orang tua saya sejak duduk di bangku MAN
dulu. Ketika tiba di Malang, saya ingat kalau motor yang saya bawa sudah waktunya
ganti oli, sementara uang saya hanya cukup untuk makan 1 bulan ke depan
bertepatan ketika saya sudah menerima gaji dari saya ngajar privat. Sementara
oli motor urgent untuk diganti. Saya
mengadu kepada Allah, “ya Allah, ni motor uda waktunya ganti oli, uda kagak
enak banget, mesin cepet panas. Ya Allah, sesungguhnya engkaulah yang sudah
menyiapkan rejeki untuk mengganti oli motor saya Ya Allah, saya yakin pasti ada
rejekinya” tak berapa lama selang saya berkata di hati saya, ketika saya mulai
ngajar di TPQ MADIN (Madrasah Diniyah) tiba-tiba ada salah satu Ustadz yang
memeberikan amplop (padahal bukan waktunya pembagian sahriyah, amplop ini
adalah fee ketika jadi panitia kegiatan ramadhan kemarin –katanya-),
subhanallah . . . saya terperanjat dan langsung mengucapkan alhamdulillah saat
itu juga, Allah memberikan rejekinya yang tak disangka-sangka, rejeki untuk
mengganti oli. Saya tersenyum mengingat doa yang saya panjatkan sambil menaiki
motor kemarin. Keesokan harinya langsung saya capcus ke bengkel untuk mengganti
oli, alhamdulillah masih sisa dan bisa disedekahkan. Ganti oli sudah selesai,
ketika saya membayar ke kasir, yang empunya bengkel bilang, “ban depan gk
sekalian mbak, uda tipis tuh” saya langsung menengok dan benarlah, ban depan
memang sudah sangat tipis (saya baru sadar ini). Lalu saya menggelang dan
tersenyum sambil berkata, “belum dulu pak, memang berapa harga ban depan?”,
kemudian bapak empunya bengkel menjawab harga ban sambil mengucapkan terima
kasih.
Sambil mengendarai motor untuk kembali ke kampus, lag-lagi
saya berdoa kepada Allah untuk memberikan rejeki guna mengganti ban motor depan
yang harganya –bagi saya- lumayan mahal. Lalu sorenya seperti biasa, saya
mengajar di TPQ MADIN, ketika saya sedang mengajar, ada sms masuk dari teman karib
saya yang berbunyi, “Mbak Alhamdulillah, reward fakultas sudah keluar dalam
bentu fresh money senilai xxx”. Subhanallah, betapa Allah langsung menjawab doa
saya yaitu rejeki untuk mengganti ban depan motor. Reward ini saya dan tim saya
dapatkan karena kemarin sempat menjuarai lomba karya tulis di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Akhirnya tinggal menunggu reward diambil di sub bagian Kemahasiswaa dan saya bisa
mengganti ban depan motor saya, Alhamdulillah ... segala puji hanya untuk-Mu ya
Allah.
Setelah peristiwa
beberapa hari ini, saya berpikir betapa the power of belief adalah hal yang
sangat luar biasa ketika kita benar-benar yakin. Mungkin apa yang saya dapat
tidaklah terlalu besar secara nominal, namun secara peristiwa, tepat sekali
momentnya. Allah mengabulkan ketika kita benar-benar butuh dan yakin, yakin
pasti dikabulkan, yakin pasti akan terjadi.
Sekedar share mungkin ya kepada teman-teman semua, semoga
tidak dianggap riya’ atau ujub atau malah pamer.
Wallahu’alam bi shawab.